perdagangan
Perdagangan
Sejak jaman Majapahit, Surabaya sudah menjadi area bertemunya berbagai manusia
dalam kegiatan perdagangan. Dalam perjalanannya, semenjak jaman Hindia Belanda
hingga kemerdekaan, hingga sekarang ini, Surabaya menjadi pusat berbagai
aktivitas bisnis dan perdagangan.Di Surabaya, Berbagai kegiatan transaksi
perbankan berlangsung. Kantor-kantor bank yang ada di Surabaya, bukan hanya
melayani warga Surabaya, tetapi juga ”mengendalikan” operasional perbankan di
berbagai daerah lainnya di Jawa Timur maupun propinsi lainnya. Di pusat kota,
juga ada pusat perdagangan internasional atau yang terkenal disebut World Trade
Centre; kegiatan valas (perdagangan uang), serta lembaga keuangan lainnya.
A. Sentra Bisnis
Surabaya memiliki beberapa sentra bisnis yang bisa dijadikan jujugan investasi.
Di kawasan Surabaya Pusat, berjejer gedung-gedung perkantoran yang bisa
dimanfaatkan ruangnya bagi pelaku bisnis. Pusat bisnis yang ada itu misalnya di
Surabaya pusat, ada Wisma BII, Plasa BRI, Plasa Mandiri, Graha Warna Warni,
Wisma Dharmala, dan lain sebagainya. Di pusat kota Surabaya ini, bisa ditemui
berbagai macam kantor bisnis. Diantaranya pebankan, valas dan bursa modal, jasa
telekomunikasi, pengangkutan, ekspor impor, pariwisata, dan lain sebagainya.
Tak ketinggalan, di kawasan tengah kota juga terbuka luas peluang bisnis jasa
yang luas.
Di Surabaya Timur, perkembangan bisnis juga cukup bagus. Sebuah mall mewah,
berdiri disana dan menjadi pusat perbelanjaan yang ramai. Sepanjang jalan
Kertajaya (menuju arah ITS), berkembang pesat bisnis kuliner dan tempat makan.
Untuk perkantoran, Surabaya bagian timur tidak terlalu banyak, hanya ada bisnis
perbankan di kawasan Kertajaya, Mulyosari dan sekitar Sukolilo. Selain itu,
bisnis yang juga banyak dijumpai di kawasan ini adalah penginapan, rumah kost
dan jasa hiburan serta telekomunikasi.
Kawasan Surabaya Barat juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ditandai
dengan berdirinya beberapa sentra bisnis baru daerah HR Muhammad, kawasan
perkantoran dan bisnis di Graha Family dan pusat perbelanjaan Supermasl
Pakuwon, maupun apartemen-apartemen dan perumahan baru. Kini Surabaya Barat
menjadi wilayah modern dan sangat ramai. Sejumlah kawasan telah menjadi pusat
kuliner yang menjadi tempat santai di kala malam hari; seperti G-Walk di
kawasan Citra Land, dan kawasan sepanjang Graha Family.Surabaya Barat kini
menjadi sebuah area baru yang sangat prospek. Bukan hanya pusat bisnis dan
perbelanjaan, kini disana juga berdiri Universitas Negeri Surabaya yang megah
dan dilengkapi arena olahraga masyarakat, tempat berenang, dan lain sebagainya.
Akses ke Surabaya Barat sangat mudah dan menjadi wilayah yang menarik banyak
orang untuk mengunjunginya.
|
Di kawasan Surabaya Utara, yang lebih dekat dengan kawasan pelabuhan
Tanjung Perak, banyak berdiri kantor-kantor yang bergerak di bidang
pengangkutan barang, ekspor-impor dan agen perjalanan wisata. Di kawasan ini,
sejak lama telah berlangsung transaksi perdagangan dan sekaligus tempat bongkar
muat barang antar Negara dan antar pulau. Bahkan kini Tanjung Perak semakin
sibuk dan Pemerintah Kota Surabaya berencana mengembangkan wilayah pelabuhan
kea rah Kali Lamong. Ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
untuk tempat bongkar-muat dan arus barang yang masuk dan keluar melalui
Surabaya.
Di kawasan Surabaya Selatan, pertumbuhan bisnis juga terus berkembang. Jika
dahulu sentra bisnis bagian selatan hanya berpusat di Wonokromo, maka kini
terus mengarah ke selatan. Sepanjang Jalan Ahmad Yani bertumbuhan pusat bisnis;
seperti Royal Plaza, Graha Pena, dan sebagainya. Kini pun di bagian selatan
Kota Surabaya, tepatnya di Waru sebuah sentra bisnis baru muncul, dengan
dibukanya CITO. Pusat bisnis baru ini juga melengkapi pusat bisnis yang sudah
ada, Graha Pena dan Graha Pangeran disamping dibangunnya apatemen-partemen di
kawasan Surabaya Selatan. Dalam perkembangannya, bisnis di Surabaya selatan
lebih mengarah pada edukasi, ini ditandai dengan pembangunan apartemen
metropolis, yang dikhususkan bagi pelajar dan mahasiswa serta Universitas
Pelita Harapan dan DBL Arena yang dimanfaatkan untuk kegiatan kompetisi bola
basket para siswa SMA dan sederajat. Bisnis lain yang mungkin dikembangkan
adalah teknologi informasi dan media yang selama ini masih terus berkembang.
Perindustrian
|
Sebagai
kota besar, Surabaya telah memposisikan diri sebagai pusat konsentrasi
industri. Surabaya berpotensi, baik secara langsung, sebagai pusat
pengembangan Indonesia Bagian Timur di masa mendatang.
Kehadiran berbagai industri yang meliputi industri logam dasar, kimia dasar, tekstil, industri makanan dan minuman, serta argo based industri lainnya, yaitu industri yang mengolah hasil-hasil pertanian dalam arti luas, seperti halnya dari subsektor perikanan, peternakan, sayur-mayur, buah-buahan dan lainnya. Sedangkan jenis industri yang mencakup nilai investasi megaproyek lebih tertuju pada bisnis/kegiatan pelayanan umum/masyarakat yang meliputi jalan tol, jembatan Suramadu, dll. |
Jalan Toll
|
Seiring
dengan perkembangan kota, Surabaya memang berusaha mengindari tumbuhnya
industri besar yang memiliki potensi polusi. Arah Surabaya difokuskan sebagai
kota jasa dan perdagangan, dan bukan kota industri. Wilayah industri untuk
selanjutnya digantikan sebagai tempat pergudangan yang tidak beresiko
terhadap polusi. Sekalipun demikian, sejumlah wilayah masih terdapat
industri.
Di wilayah selatan Surabaya telah dibangun kawasan industri yang terdapat di Rungkut atau Brebek Industri, SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut PT. Persero). Kawasan ini dengan dinamis terus berdetak menjadi pusat industri terpadu. Sementara Di wilayah utara Surabaya terdapat kawasan industri dan pergudangan Tambak Langon - Kalianak - Margamulyo. Kawasan ini berdekatan dengan pelabuhan Tanjung Perak dan Jalan Tol dan Pusat Grosir (Kembang Jepun dan Pasar Turi). |
|
Kawasan Industri
|
Ada
beberapa industri khas yang dikenal berasal dari Surabaya, diantaranya adalah
Rokok Sampoerna, UBM Biskuit, Viva Cosmetics, Industri Emas UBS, dan
Bogasari. Untuk melengkapi fasilitas industri dan pergudangan di Surabaya,
juga terdapat terminal peti kemas yang juga difungsikan untuk kegiatan ekspor
impor. Peti kemas ini terletak di wilayah Perak, dekat dengan pelabuhan
bongkar muat di pantai utara Surabaya.
|
Selain
industri besar, di kota ini juga terdapat beberapa industri kecil, sebut saja
Sentra Sepatu & Sandal Benowo. Perajin sepatu dan sandal di kawasan
Tambak Osowilangun, di kawasan Barat Surabaya ini sudah ada sejak tahun 1970
dan tetap eksis hingga sekarang. Kini jumlah mereka mencapai 180 orang.
Sepatu dan sandal itu dibuat semata berdasar pesanan. Total produksi yang
mampu mereka hasilkan bisa mencapai 200-300 kodi per bulan. Terlebih pada
bulan-bulan menjelang Puasa atau Lebaran. Daerah penyebaran atau pemasaran
produk mereka tidak hanya di Jawa Timur, tetapi sudah merambah hingga ke
Pulau Kalimantan.
|
|
|
KEPALA DINAS PENDAPATAN JAWA TIMUR
BERIKAN ARAHAN UNTUK MENCAPAI TARGET PENERIMAAN TAHUN 2010
Surabaya – Memasuki Tahun Anggaran 2010 Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Timur I Made
Sutarya, SH,M.Hum , Jumat (29/01/01) memberikan pengarahan kepada seluruh
pejabat strruktural di Lingkungan Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur untuk
meningkatkan kinerja agar target Pendapatan Asli Daerah tahun 2010 bisa
tercapai. Dalam Rapat Penekanan Tugas Tahun Anggaran 2010 dan Penetapan
Alokasi Target Penerimaan PAD yang berlangsung di Ruang Loka Artha Praja,
Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Di Surabaya itu, Kepala Dinas
menjelaskan secara rinci target yang harus dicapai oleh Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Timur khususnya oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Penekanan tugas ini sejalan untuk
mendukung program Provinsi Jawa Timur yang membutuhkan anggaran untuk
pembangunan.
Pada Tahun 2010, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
ditargetkan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 4,2 Trilyun untuk menyokong
pembangunan di Jawa Timur yang di dalam APBD Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2010 menelan biaya sekitar Rp 7,7 triliun.
Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Timur menekankan
tugas setiap jajaran UPTD sebagai pelayan publik untuk memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat. Sebagaimana Peraturan Daerah Propinsi Jawa
Timur Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pelayanan Publik Di Propinsi Jawa Timur.
Inovasi, kreativitas dan prakarsa dari masing-masing Kepala UPTD dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat berpengaruh pada pencapaian
target penerimaan Pendapatan Asli Daerah Jawa Timur. Kadipenda Jatim
menegaskan dari beberapa jenis pungutan yang dilayani oleh UPTD, sebagian
besar masih diperoleh dari pembayaran. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), padahal ada jenis pungutan lain
seperti Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Pengambilan
dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT) dan Air Permukaan (AP) yang bisa lebih
diintensifkan untuk meningkatkan potensi penerimaan dari masing-masing UPTD.
Pengarahan dari Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Timur I Made Sutarya,
SH,M.Hum ini sangat tepat untuk meningkatkan penerimaan daerah dalam jangka
pendek dengan mengoptimalkan jenis-jenis pungutan pajak daerah dan retribusi
daerah yang sudah ada.
|
=============================================================
Propinsi
Jawa Timur Sumbang 60 Persen Pendapatan Cukai Nasional
|
17-09-2008
|
Propinsi
Jatim menyumbang pendapatan cukai rokok nasional sebanyak Rp 44 triliun atau
sekitar 60 persen. Jumlah total pendapatan cukai tembakau itu, Pemprop Jatim
hanya mendapatkan 2 persen atau sekitar Rp 27 triliun untuk pengembangan di
Jatim.
Hal itu
diungkapkan Kepala Biro Perekonomian Setdaprop Jatim, Dr Ir H RB Fattah Jasin
MS, dalam acara seminar Sosialisasi Peranan Cukai Tembakau Dalam Rangka
Peningkatan Penerimaan Daerah dan Kontribusinya dalam Pembiayaan Pembangunan
Daerah, di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya,
Selasa (16/9).
Ia mengatakan, sesuai UU No 39 tahun 2007, dari bagi hasil cukai sebesar Rp 27 triliun tersebut, digunakan untuk mendanai peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan pemberantasan barang kena cukai ilegal. “Pertumbuhan tembakau di Jatim sangat bagus, seperti di daerah Pamekasan, Sumenep, Bojonegoro dan daerah Jember. Meskipun tahun lalu agak terganggu karena adanya hujan, namun tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhannya,” ujarnya. Sementara itu, menurut staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Abdillah Hasa, jumlah perokok di Indonesia sejak tahun 1970 terus meningkat. Hal ini karena rendahnya harga rokok, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan rumah tangga dan proses mekanisasi industri rokok. “Sesuai UU cukai menetapkan bahwa tarif cukai adalah untuk menurunkan konsumsi produk tembakau dan mengendalikan disatribusinya, karena produk tembakau berbahaya bagi kesehatan. Peningkatan tarif cukai tembakau adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian kesehatan dan ekonomi akibat konsumsi tembakau,” katanya. Sesuai data yang ada, presentasi perokok pada 2004 adalah 34 persen, angka ini meningkat dari 27 persen pada 1995. Rinciannya, 63 persen penduduk laki-laki merokok (meningkat dari 53 persen pada 1995), sedangkan perokok perempuan 4,5 persen. Ia mengatakan, pada 2005, rumah tangga dengan perokok menghabiskan 11,5 persen pengeluaran rumah tangganya untuk komsumsi tembakau saja. Sementara 11 persen digunakan untuk membeli ikan, daging, telur dan susu. Secara keseluruhan, 2,3 persen untuk kesehatan dan 3,2 persen untuk pendidikan. Jika dibandingkan dengan negara berkembang, tarif cukai tembakau Indonesia relatif rendah. Presentasi tarif cukai tembakau terhadap harga jual Indonesia yakni 37 persen, Vietnam 38 persen, Filipina 55 persen, India 55 persen, Banglades 63 persen, dan Thailand 75 persen. Menurutnya, penerapan tarif cukai sampai dengan batas maksimum yang diperolehkan UU dapat mencegah 1,7 juta sampai 4 juta kematian. Ini memberikan tambahan penerimaan negara sekitar Rp 29,1 triliun hingga Rp 59,3 triliun. |