megalitikum
Megalit
Megalit adalah batu besar yang digunakan
untuk membangun struktur atau monumen. Megalitik adalah struktur yang
dibuat oleh batu besar.
Megalit
berasal dari kata dalam bahasa Yunani μέγας megas berarti besar,
dan λίθος lithos berarti batu.
Kebudayaan Megalitikum
bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu hasil budaya
yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Setiap
bangunan yang diciptakan oleh masyarakat tentu memiliki fungsi.
Contohnya
hasil kebudayaan zaman megalitikum: kapak persegi, kapak lonjong, Menhir ,
Dolmen, Kubur batu, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak
Stonehenge
Stonehenge
merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada zaman Megalitikum
yang terletak di Salisbury Plain, Propinsi Wilshire, Inggris. Stonehenge
sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat
besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya,yaitu 10 meter dengan
masing-masing batu mempunyai berat 26 ton),semua batu tegak tsb disusun dengan
bentuk tegak melingkar.
Didalam 30
lingkaran batu besar tadi, juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran
yang lebih kecil yang dinamakan Lintels, yang disusun dengan bentuk melingkar
juga.Tapi sayang, pada saat ini kebanyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis
dan jatuh.
Budaya megalitik di Indonesia
Di
Indonesia, beberapa etnik masih memiliki unsur-unsur megalitik yang
dipertahankan hingga sekarang.
Pasemah
Pasemah
merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di
wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan
oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah muncul
dalam bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan
monumental, yang mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga
tinggalan [megalitik pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.
Nias
Rangkaian
kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang
penting di Nias (awal abad ke-20). Foto koleksi Tropenmuseum, Amsterdam.
Etnik Nias
masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan
kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula
ditemukan batu besar sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.
Sumba
Etnik Sumba
di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik
dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah
perkampungan. Meja batu juga dipakai sebagai tempat pertemuan adat.
Inilah
keadaan salah satu situs megalitikum yang ada di Kabupaten Rejang Lebong,situs
ini bernama Situs Batu Dewa,namun sayangnya situs megalitikum yang
berada di pinggiran sungai duku ini tidak terawat dengan baik.pondok pelindung
situs ini sudah tidak beratap lagi dan sudah di tumbuhi dengan semak
belukar.begitu pula dengan keadaan kedua batu tersebut terlihat kotor bercampur
dengan tanah sehingga tidak kelihatan karakteristik dan detailnya dari
batu-batu yang memiliki lobang-lobang tersebut.
Situs Batu Dewa
terdiri berupa batu datar yang berjumlah dua buah/keping dengan ukuran kurang lebih 50x40 cm perkepingnya.batu ini tersusun berjejer dengan terdapat celah pembatas yang berukuran 10 cm dimana dulunya di celah ini mengalir air dari sungai duku. batu datar ini memiliki lubang-lubang sebanyak 6-7 buah perkepingnya sepintas baru ini mirip dengan permainan congkak. dengan lobang-lobang yang beragam ukuran dan kedalamannya.
menurut
cerita-cerita masyarakat desa batu dewa,lokasi ini merupakan tempat mandi para
bidadari dari bukit kaba, dan di batu ini pula di gunakan para bidadari
menumbuk reramuan untuk berlimau.
cerita
kedatangan para bidadari yang pergi mandi di lokasi ini berkaitan dengan kisah
muning raib.sebuah legenda yang sangat terkenal bagi masyarakat rejang.
Dalam cerita
muning raib dan para bidadari tersebut selain batu berlobang-lobang tersebut
ada beberapa lagi batu besar yang di gunakan para bidadari untuk
berjemur.batu-batu tersebut semuanya berada di desa batu dewa,kecamatan curup
utara,kabupaten rejang lebong.